Memenangkan Hati Generasi Millennial dan Z: Ini Rahasianya
8 Aug 20 | 13:40
Amelia Rosary
Generasi millennial dan z punya rasa ingin tahu yang tinggi
Pada 30 Juli 2020, Leaders Gathering and Celebrations Day (LEGACY), sebuah program kerja dari Departemen Hubungan Internal BEM Universitas Pelita Harapan (BEM-UPH), mengadakan konferensi virtual bertemakan Winning the Heart of Generation Z. Didatangi oleh 230 partisipan, Winston Utomo, Founder dan CEO IDN Media, diundang menjadi pembicara utama acara tersebut guna membagikan perspektifnya mengenai pola perilaku generasi millennials dan z.
Generasi millennial dan z kerap kali dianggap menjadi generasi yang pemalas, mudah menyerah. Menanggapi hal tersebut, Winston berkata, “Kita sebenarnya punya rasa ingin tahu yang luar biasa. Merespon hal tersebut, IDN Media mencoba menyesuaikan diri dengan preferensi generasi millennial dan z: kami hadir dengan model publikasi yang jelas, berbobot, namun ringkas.”
Lahir di tengah kemudahan yang ditawarkan oleh teknolgi digital, Winston paham bahwa generasi millennial dan z dapat mengakses segala sesuatu dengan mudah. “Kemudahan ini somehow membuat kita merasa memiliki privilege di tiap hal. Makanya, harus diingat, you aren’t special. Ini bukan untuk discourage, tapi lebih sebagai reminder: kita tidak bisa terus menuntut. Tak semua hal bisa didapatkan dengan mudah, jadi be humble,” ucapnya.
Mengenai lingkup pekerjaan, tak sedikit millennial dan z yang lebih mempertimbangkan gaji daripada pengalaman. “Dulu saya dihadapkan pada dua pilihan: Google Singapur atau sebuah perusahaan Management Consulting. Meski gaji lebih sedikit, saya pilih Google karena Google dikenal sebagai perusahaan yang fleksibel, kaya akan inovasi. Proses membangun nothing jadi something itu yang mengajarkan lebih banyak hal,” katanya, menyatakan bahwa gaji, toh, bisa menyesuaikan kemampuan kita di kemudian hari.
Namun, dalam pelaksanaannya, millennial dan z tak jarang dilanda kekhawatiran. “Banyak yang takut dan khawatir一bagaimana kalau itu bukan tempat yang pas atau bagaimana kalau gagal. Saran saya, jangan kebanyakan mikir, eksekusi aja dulu. Give it a shot. Selagi positif, lakukan saja,” pesannya. Terlalu banyak mempertimbangkan suatu hal biasanya malah akan menunda kita untuk melakukan rencana tersebut. “Kita tidak akan pernah siap,” tambah Winston.
Hal utama yang harus selalu diingat adalah tujuan hidup: ke arah mana kita akan bawa masa depan kita? “Set tujuan kita. Kita mungkin saja minder dengan kehidupan orang lain. Lihat teman pakai barang mewah, kita cenderung berpikir: ‘Dia sudah sukses, ya.’ Membandingkan kehidupan kita dengan orang lain itu tidaklah relevan. Semua orang punya jalan mereka masing-masing,” tutup Winston. So, be grateful, ya, guys!