Manajemen Waktu: Ingat, Sibuk Tidak Sama dengan Produktif!
Amelia Rosary
4 Sep 20 | 15:00
Ada yang pernah merasa waktu 24 jam itu tidak cukup?

Waktu menjadi salah satu hal yang harus dikelola dengan baik agar individu atau organisasi dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Namun, dalam pelaksanaannya, banyak hal yang berpotensi mengalihkan fokus kita dari hal-hal yang seharusnya kita kerjakan. Sebagai seorang millennial, Erwin Sidarta, Corporate Strategic Manager IDN Media, akan membagikan perspektifnya terkait time management. Yuk, kita simak!
1. Satu aktivitas yang terlambat dapat mengacaukan seluruh rutinitas
Pada dasarnya, time management adalah pemanfaatan waktu untuk melakukan aktivitas yang sudah direncanakan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. "Kita harus benar-benar tahu waktu kita itu habis untuk apa saja. Don’t let time insult you: bangun terlambat, sampai kantor terlambat, pulang rumah terlambat, malam pun tidur terlambat. Jika satu aktivitas saja telat, semua rutinitas bisa dipastikan telat juga,” ucap Erwin, membuka percakapan kami siang itu.
2. Kendalikan diri kita sendiri
Berbicara mengenai tantangan, Erwin menjelaskan, “Yah, supaya lebih relevan juga dengan kondisi sekarang ini, kita lihat fakta selama kita work from home. Batas waktu antara kehidupan personal dan profesional itu bias, jadi kesannya, kerjaan nggak selesai-selesai. Ditambah lagi, kalau diberi tugas oleh teman atau atasan, kita enggan menolak juga. Waduh, saying no is definitely not a sin, ya. Harus diingat juga kalau sibuk itu tidak sama dengan produktif.”
Menjadi seorang millennial, Erwin juga memahami bahwa distraksi akan selalu datang menghampiri. “Media sosial tentu adalah distraksi pertama, ya, kemudian diikuti oleh meeting mendadak, lalu checking emails. Belum lagi kalau diajak bobatime dengan teman-teman. Intinya, kita harus memiliki kendali yang tegas atas diri kita sendiri: jangan menunda, selesaikan tugas, move on!" tambahnya.
3. Lakukan time audit untuk evaluasi pekerjaan kita
Masing-masing kita tentu pernah menyetel alarm untuk bangun pagi. Meski disetel jam 5 pagi, akan ada masa di mana kita bahkan sudah bangun lebih dulu sebelum alarm tersebut berdering. “Nah, kalau begitu, unconsciously, otak kita sudah fokus untuk melakukan apa yang memang seharusnya kita lakukan, dong. Kunci yang pertama, ya, fokus dulu,” ujar Erwin menjelaskan.
“Hal lain yang perlu di-highlight adalah membuat to-do-list yang sesuai dengan goal kita: untuk hari ini, apa saja yang akan kita selesaikan. Selain itu, bikin juga time slot: pekerjaan A, misalnya, harus selesai dalam durasi sekian jam. Kalau perlu, gunakan alarm sebagai reminder to keep you on track. Jangan lupa untuk melakukan time audit juga: cek alokasi waktu yang telah kita habiskan dalam sehari, setelah itu evaluasi―sudah sesuaikah dengan skala prioritas kita. Bila ada yang harus diimprovisasi, segera buat rencana,” lanjutnya memberi kesimpulan.