Timmy of The Month: Selalu Ingin Belajar Hal Baru adalah Kuncinya
27 Oct 20 | 10:33
Amelia Rosary
Jangan pernah takut untuk keluar dari zona nyaman!
Bila sebelumnya kita telah berkenalan dengan Dian Puspita Muliawan Sutadji, kini adalah saatnya untuk mengenal Timmy of The Month kedua yang telah ditunjuk oleh IDN Media. Ia adalah Adinda Dwi Larasati, salah seorang Timmy di IDN Creative! Selain mampu untuk belajar hal baru dengan cepat, Dinda juga mampu berkomunikasi secara baik dan jelas, sehingga penyampaian informasi dan koordinasi dapat berjalan dengan baik.
Dinda telah dinilai mampu menjalankan Timmyness nomor 2: “Communicating properly and acting ethically” dan Timmyness nomor 3: “Thriving in ambiguity and fast-paced environment with constant changes” secara konsisten. Yuk, berkenalan dengan Dinda secara lebih dekat melalui perbincangan di bawah ini!
1. Tugas Dinda di IDN Creative?
Di IDN Creative, saya bertugas sebagai Digital Strategist. Fokus saya ada pada pembuatan proposal atau deck untuk event berdasarkan request dari klien atau brand tertentu. Misalnya, ada klien yang ingin membuat brand activation, gathering, atau press conference baik secara offline atau online, tim kami yang akan membuat konsepnya untuk diajukan ke klien. Dengan kata lain, saya bisa juga disebut sebagai conceptor.
2. Apa yang membuat Dinda bersyukur dengan poin di atas?
Puji Tuhan, saya bersyukur bisa bergabung dengan tim ini karena saya dapat memperoleh banyak hal baru untuk dipelajari, jadi saya tak mudah berpuas diri. Apalagi, dengan kondisi tak menentu yang diakibatkan oleh pandemik, di mana segala sesuatunya telah bergeser ke dunia digital. Contohnya, banyak event yang kini sudah diselenggarakan secara daring, jadi, bagi saya, bekerja di sebuah tech-based company merupakan suatu hal plus tersendiri.
3. Apa latar belakang minat, pendidikan, dan karier Dinda sehingga bisa menjadi seperti saat ini?
Saya merupakan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Multimedia Nusantara yang mengambil jurusan spesifikasi Jurnalistik. Sejak awal, saya tidak memiliki keinginan untuk menjadi jurnalis. Malahan, saya lebih tertarik pada dunia broadcasting karena ternyata, jurusan Jurnalistik pun membahas ilmu broadcasting.
Saat kuliah, saya mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UMN Radio, sehingga saya pun banyak belajar menjadi penyiar, produser, dan juga jurnalis. Selain itu, saya pun mengikuti UMN Broadcast, belajar praktek mengoperasikan kamera, switcher, hingga sempat menjadi host dari salah satu programnya di YouTube.
Semenjak itu, saya semakin tertarik dan memantapkan hati untuk bekerja di stasiun televisi. Dulu, saya sempat mencoba internship di acara Mata Najwa dan dari situ, makin bertambahlah pengalaman saya menjadi Production Assistant (PA) di stasiun televisi. Namun, saat pertama kali bekerja, saya malah beroleh kesempatan kerja di bidang kreatif di salah satu Production House (PH) untuk mengerjakan 2 program yang nantinya bakal dijual ke sebuah stasiun televisi swasta, yaitu, Hell's Kitchen Indonesia dan X-Factor.
Dari poin itulah, saya akhirnya memutuskan untuk resign dan mendaftarkan diri di IDN Media. Sebenarnya, kalau dilihat dari pekerjaan sebelumnya, saya tidak begitu memiliki pengalaman dalam membuat deck/proposal karena basic-nya lebih ke proses eksekusi. Awalnya, saya banyak menemukan kesulitan dan hambatan. Namun, untungnya, saya memiliki tim yang sangat suportif dan akhirnya bisa bertahan.
4. Menurut Dinda, haruskah jurusan saat kuliah sejalan dengan pekerjaan yang kini dilakukan?
Menurut saya, sebetulnya tidak harus. Karena pada dasarnya, kalau di kasus saya sendiri, bidang kreatif dan Ilmu Komunikasi ini sebenarnya dapat dipelajari secara otodidak, bukan ilmu eksakta. Nah, yang terpenting dari bidang ini adalah kemauan keras kita untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Karena dengan demikian, skill seseorang dapat terbentuk.
5. Apakah COVID-19 memberi dampak pada bidang yang Dinda kerjakan? Dalam hal apa? Dan bagaimana cara Dinda menanganinya?
Hadirnya COVID-19 tentu sangat berpengaruh. Bahkan saat awal pandemik, tidak ada satupun event offline yang berjalan. Akhirnya, kami vacuum dan membantu tim lain sekaligus untuk sekalian mempelajari banyak hal baru. Hingga akhirnya, online event mulai bermunculan. Namun, kami tak mau gegabah dan reaktif saat itu, jadi kami pun mulai belajar dan melakukan riset tentang online event. Puji Tuhan, satu-persatu, permintaan pengadaan event online terus berdatangan hingga dengan saat ini.
6. Satu hal paling penting yang harus diperhatikan agar dapat menjadi yang ideal versi Dinda?
Always craving for a new thing merupakan kunci paling penting bagi saya. Dengan adanya kemauan untuk belajar hal-hal baru, kita dapat memperoleh ilmu dan pengalaman baru yang tak terbatas jumlahnya. Selanjutnya, harus mau menantang diri sendiri―mumpung masih muda dan masih memiliki banyak kesempatan. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman, ya!
Kesulitan di saat pertama kali mencoba itu biasa. Wajar pula bila kita merasa susah dan malas, just embrace the feelings. Namun, ada waktunya untuk bangkit lagi, berani bergerak, sigap mencari pengalaman baru lainnya. Ada sebuah quote favorit yang selalu saya jadikan sebagai pengingat: “Be brave, take risks. Nothing can substitute experience”.
Timmy of the Month adalah sebuah token apresiasi untuk para Timmy yang dapat menerapkan Timmyness secara total, mengambil langkah ekstra dalam melakukan pekerjaan mereka, serta menyebarkan kebaikan ke setiap individu di sekitarnya (ya, it's all about positive vibe), dan memiliki standar integritas yang sangat tinggi.