top of page

Masih Dalam Semangat Hari Jadi ke-7, IDN Times Voicing the Voiceless

21 Jun 21 | 14:22

Amelia Rosary

Turut perhatikan suara kelompok minoritas

Masih Dalam Semangat Hari Jadi ke-7, IDN Times Voicing the Voiceless

Millennial & Gen Z lahir dan tumbuh di tengah arus informasi yang meluber―bukan lagi banjir informasi, tapi tsunami informasi! Hal ini didukung dengan strategisnya fungsi media sosial yang membuat segala sesuatunya kian mudah diakses. Namun sayangnya, hak istimewa ini juga cenderung dapat mengundang informasi tidak akurat yang berasal dari sumber-sumber tak kredibel. 

 

Berkomitmen untuk memerangi hal tersebut, IDN Times menyatakan tekadnya untuk memproduksi konten dengan memperhatikan kode etik jurnalistik yang telah disepakati. Uni Lubis, Editor-in-Chief IDN Times, dalam keterangannya di hari jadi IDN Times yang ketujuh, menyebutkan, “Selain kode etik jurnalistik, IDN Times juga memiliki tujuh pilar untuk kami jadikan acuan: kesetaraan gender, pelecehan seksual, anti bullying, anti stereotip, persatuan dalam ras dan etnis, persatuan dalam agama, dan mendefinisikan kembali kecantikan.”

 

1. Voicing the voiceless

IDN Times terus memastikan bahwa setiap konten yang diproduksi telah memenuhi standar kode etik jurnalistik dan ketujuh pilar yang telah ditetapkan oleh IDN Times secara mandiri. “Ketika dua acuan ini sudah dipenuhi, saya yakin bahwa apa yang kami torehkan sudah akurat, kredibel, dan layak, serta penting untuk dikonsumsi oleh publik. Jangan hanya memperhatikan isu-isu mainstream. Perlu diingat bahwa tugas media adalah voicing the voiceless juga,” terangnya.

 

Apa yang terkandung di tujuh pilar tersebut, sebut Uni, tidak menjadi perhatian harian bagi kebanyakan media. “Kesetaraan gender, pelecehan seksual, anti bullying, anti stereotip, persatuan dalam ras dan etnis, persatuan dalam agama, dan mendefinisikan kembali kecantikan memang dijunjung tinggi, tapi tidak berarti semua media memperhatikannya on a daily basis. Untuk itu, kami ingin terus perhatikan kaum-kaum yang, misalnya, dirundung, mereka yang minoritas, yang voiceless,” tegas Uni.

 

2. Kasus diskriminasi yang masih juga terjadi, bahkan meningkat

Masa pandemik tentu tidak membuat kasus-kasus diskriminasi lenyap begitu saja. Malah, kasus-kasus tersebut cenderung meningkat. Perempuan, masyarakat adat, LGBT, penghayat kepercayaan (bukan agama besar yang diakui di Indonesia), masih menjadi korban diskriminasi. “Kami sangat konsisten suarakan aspirasi mereka, kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Transgender, misalnya, sebagai pihak yang baru saja diakui, yang baru diperbolehkan ‘masuk’ dan dapat KTP. IDN Times concern dengan mereka,” ucap Uni.

 

Tanpa KTP, beberapa pihak seperti para transgender tentu akan mengalami diskriminasi, terutama ketika harus menghadapi birokrasi penerimaan bantuan sosial selama pandemik. Ada pula kasus aborsi ilegal yang harus dialami oleh banyak perempuan. Kehamilan yang tidak direncanakan, ditambah dengan ketakutan mereka untuk pergi ke rumah sakit mendorong mereka untuk melakukan aborsi secara ilegal. “Inilah yang tidak banyak diangkat oleh media. Oleh karenanya, kami terus berpegang pada visi kami untuk voicing the voiceless,” tambahnya.

 

3. Mendengar aspirasi Millennial & Gen Z

Tiap tahunnya, IDN Media juga meluncurkan sebuah laporan, yakni Indonesia Millennial Report. Berupaya untuk memahami perilaku Millennial & Gen Z di Indonesia, laporan tersebut membantu IDN Times untuk lebih memahami aspirasi dan DNA dari Millennial & Gen Z yang notabene juga merupakan target dari IDN Media. Uni menegaskan, “Melalui mining data dan pengukuran metrik yang akurat, kita jadi tahu point of view dan kemasan seperti apa yang perlu kita pakai, bagaimana kita bisa dapatkan dampak positif.”

 

Untuk terus mendemokratisasi informasi bagi seluruh masyarakat Indonesia, ulang tahun IDN Times yang dirayakan pada 8 Juni 2021 lalu menandai tekad IDN Times untuk terus memberi #PositiveImpact bagi audiens setia IDN Times. Dengan memperhatikan kode etik jurnalisme dan tujuh pilar yang IDN Times gaungkan, IDN Times percaya bahwa setiap hari adalah kesempatan baru untuk terus konsisten terhadap komitmen tersebut.


bottom of page