Rayakan HUT RI ke-76, IDN Media Tampilkan Kisah Inisiatif 5 Organisasi Ini
17 Aug 21 | 18:00
Amelia Rosary
Dukung organisasi-organisasi baik yang dukung kemajuan bangsa
Sebagai perusahaan media platform untuk Millennial dan Gen Z di Indonesia yang berkomitmen untuk mendemokratisasi informasi dan membawa dampak positif bagi masyarakat, IDN Media turut merayakan Hari Kemerdekaan NKRI yang ke-76 dengan mengangkat kisah dari lima organisasi berdampak. Markoding, Indorelawan, Ketimbang Ngemis Jakarta, Klobility, dan Hutan Itu Indonesia: mereka yang terus berjuang untuk memajukan Indonesia melalui bidangnya masing-masing. Mengabdikan diri bagi bangsa sendiri dengan melakukan hal baik, mereka pun berupaya untuk terus menjaga konsistensi, one step at a time.
1. Markoding
Markoding adalah singkatan dari “Mari kita koding!”, sebuah organisasi non-profit yang berbasis di Jakarta dan berdiri pada tahun 2017. Ingin mentransformasi generasi muda marginal Indonesia menjadi generasi #IndonesiaSiapKerja. Markoding berkomitmen untuk mempersiapkan mereka dengan “superpowers”, yaitu kemampuan inovasi dan digital. Amanda Simandjuntak, Co-Founder dan CEO Markoding, menyebutkan, “Keterampilan yang diajarkan oleh Markoding adalah 21st century skills, yang kami definisikan sebagai 5C, yakni Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity, dan Compassion. Kemampuan itu begitu dibutuhkan oleh dunia industri─design thinking, social entrepreneurship, product development, UI/UX, coding, dan pitching.
Dahulu, Amanda pernah menjalankan sebuah perusahaan konsultan IT. Ia mengalami kesulitan dalam merekrut programmer yang kompeten. Namun, ternyata tidak hanya dirinya saja. Semua klien yang ia miliki, serta perusahaan-perusahaan lain di Indonesia juga mengalami masalah yang sama. “Akibatnya, kami terpaksa outsource proyek-proyek kami ke negara lain, seperti ke India dan Sri Lanka. Ironisnya, di saat yang sama, angka pengangguran muda di Indonesia sangat tinggi. Dalam 7 tahun terakhir, penyumbang pengangguran terbesar adalah lulusan SMA/SMK. Dari sini kita bisa melihat bahwa ada masalah kesenjangan skill atau skill gap atau skill mismatch,” kisahnya.
Melihat realita tersebut, Amanda memutuskan untuk pindah haluan dari bisnis ke edukasi. Di awal tahun 2017, ia memulainya dengan menjadi relawan di sebuah rumah belajar di sebuah desa nelayan di Cilincing, Jakarta Utara. Selama volunteering, Amanda melihat fakta menarik. Katanya, “Walaupun Cilincing adalah sebuah daerah kumuh dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, tapi di situ banyak terdapat warnet, di mana anak-anak banyak yang bermain game online, menonton tutorial di YouTube, bahkan mengerjakan PR di warnet. Meskipun memiliki keterbatasan dalam segi ekonomi, tetapi anak-anak ini tech-savvy, mereka mampu mengoperasikan komputer, browsing website dan aplikasi di internet dengan baik dan lancar.”
Dari situ muncullah ide untuk mengajarkan mereka coding. Maka, dimulailah workshop Markoding yang pertama di sebuah warnet di atas kali di Cilincing. Perlahan-lahan, workshop kami berkembang dengan merekrut beberapa relawan yang berprofesi sebagai programmer profesional. Mereka turut terjun menjadi Kakak Mentor yang mengajar peserta Markoding. “Kemudian, kami mulai keliling mengajar coding di warnet-warnet dan sekolah-sekolah. Sampai akhirnya sekarang, Markoding sudah berkembang menjadi organisasi non-profit yang tidak mengajarkan coding saja, namun keseluruhan 21st century skills dan skill digital lainnya,” ia menerangkan.
Visi Markoding adalah untuk menghapuskan pengangguran muda di Indonesia dengan menjembatani kesenjangan keterampilan. Amanda menjelaskan, “Saat ini, kami telah memfasilitasi lebih dari 6.000 siswa dan 300 guru dari seluruh Indonesia untuk belajar teknologi, inovasi, dan fasilitas online. Lebih dari 150 Kakak Mentor yang merupakan professional di dari berbagai bidang, dari mulai software engineer, psikolog, sampai diplomat, juga ikut berpartisipasi sebagai instruktur dan mentor. Dari kegiatan kami, lahirlah lebih dari 1.000 ide inovasi digital untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sosial di Indonesia.”
2. Indorelawan
Indorelawan, sebuah organisasi yang membantu masyarakat untuk merealisasikan niat baik mereka. Marsya Peni Nurmaranti, Executive Director Indorelawan, menyempatkan waktunya untuk berbincang dengan IDN Media. Ia menyatakan penambahan jumlah relawan yang terus meningkat dari tahun ke tahun sejak awal mula Indorelawan berdiri. “Bukan hanya niat baik, melainkan aksi baik. Tahun 2021, jumlah relawan yang tergabung sudah lebih dari 200.000 personel. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa sudah ada banyak orang, terutama anak muda, yang tertarik untuk berkontribusi menjadi relawan. Pun, ada sekitar 3.000 organisasi sosial yang sudah bergabung dengan lebih dari 6.000 macam aktivitas yang telah dilakukan,” kisahnya.
Awalnya, Indorelawan hanya bergerak di Jakarta dan bekerja sama dengan 5 hingga 10 komunitas yang dikenal. Namun, setelah memahami bahwa isu ini terjadi tidak hanya di Jakarta, melainkan di seluruh Indonesia, Indorelawan pun mengajak komunitas lain dari daerah-daerah di luar Jakarta untuk berkolaborasi dan melakukan penggalangan dana, serta menyalurkan sembako untuk masyarakat kecil, minoritas, dan rentan. Marsya menerangkan, “Dalam kegiatan ini, Indorelawan bekerja sama dengan sekitar 100 komunitas di seluruh Indonesia untuk memberikan sekitar 5.000 paket sembako kepada para penerima manfaat di tahun 2020.”
3. Ketimbang Ngemis Jakarta
Ketimbang Ngemis Jakarta adalah sebuah komunitas sosial yang didirikan oleh sekelompok anak muda di Jakarta pada 18 Juni 2015. Komunitas ini dibentuk untuk mengapresiasi dan membantu para sosok mulia, yakni para orang tua yang masih mau berusaha untuk mencari nafkah bagi diri sendiri keluarganya dan menolak untuk mengemis, terlepas dari keterbatasan fisik maupun usia yang mungkin saja menghadang. Program yang dijalankan oleh Ketimbang Ngemis Jakarta adalah penyebaran informasi mengenai sosok mulia ke masyarakat luas melalui media sosial Ketimbang Ngemis Jakarta. Selain itu, Ketimbang Ngemis Jakarta juga mengadakan bakti sosial dengan menyalurkan donasi ke sosok mulia pada setiap bulannya.
Bima Ramadhan, Sekretaris Umum Ketimbang Ngemis Jakarta, mengungkapkan, “Membeli untuk memberi. Itu yang selalu Ketimbang Ngemis Jakarta galakkan. Para pedagang yang sudah berusia lanjut ini pada dasarnya berjualan bukan untuk memikirkan hidup secara jangka panjang, namun lebih kepada bagaimana caranya mereka bisa makan untuk esok hari. Sederhana sekali, tak muluk-muluk.” Pada kesempatan itu, Bima juga bercerita bahwa banyak sekali anak muda yang mau turut berempati dalam kegiatan-kegiatan sosial, terutama yang diadakan oleh Ketimbang Ngemis Jakarta. “Buktinya, tak hanya ada di Jakarta, Ketimbang Ngemis pun didirikan di banyak kota lain di indonesia,” ucapnya.
4. Klobility
Klobility adalah inisiatif sosial keluarga Dayalima untuk membangun Indonesia yang inklusif melalui transformasi sosial berkelanjutan. Klobility bertujuan untuk membangun kesadaran dan mendorong seluruh pihak untuk memberdayakan kelompok yang terpinggirkan dan menciptakan lingkungan yang inklusif di komunitas mereka, dimulai dari tempat kerja. Klobility percaya bahwa keberagaman dan inklusi adalah dua topik yang beriringan dan melingkupi berbagai realita. Untuk itu, Klobility memulai inisiatif ini melalui kepedulian kami terhadap isu kelompok rentan, salah satunya ialah disabilitas di dunia kerja dengan menciptakan Klobility.
Pandu Wicaksono, Businesses Development and Partnership Klobility, menjelaskan bahwa Klobility mengadvokasi perusahaan dan mendorong keterbukaan mereka untuk merekrut dan melibatkan kawan-kawan penyandang disabilitas di perusahaan mereka. Katanya, “Perusahaan inklusi adalah perusahaan yang mengakomodasi dan menghargai keberagaman karyawannya, sehingga mereka dapat berkontribusi secara penuh tanpa diskriminasi, serta mencapai pengalaman positif dalam pekerjaan. Initnya, kami mendorong keterbukaan perusahaan-perusahaan untuk juga merekrut teman-teman penyandang disabilitas. Toh, lebih dari 60% penyandang disabilitas usia produktif di Indonesia memiliki kompetensi yang sama dengan mereka yang non-difabel, kok.”
Pasalnya, pada 2017, Klobility bekerja dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk mengadakan sebuah riset pada 1.000 penyandang disabilitas. Riset ini dilakukan untuk mengetahui kompetensi mereka saat bekerja di sektor formal. Adapun materi assessment yang diterapkan sama dengan materi assessment yang biasa digunakan oleh teman-teman kita yang non-difabel. Namun, penyesuaian tetap dilakukan pada metode delivery-nya: ada yang menulis, ada pula yang menggunakan juru bahasa isyarat. Hasilnya, 60% lebih dari 1.000 penyandang disabilitas dinyatakan memiliki kompetensi yang sama untuk bekerja di sektor formal, sama seperti teman-teman non-disabilitas pada umumnya.
“Klobility ingin berkontribusi pada Indonesia untuk mengubah lingkungan menjadi lebih inklusif, dimulai dari tempat kerja. Visi Klobility adalah mengurangi kesenjangan keuangan dan sosial di Indonesia. Dengan mengembangkan lingkungan kerja yang inklusif dan memberdayakan masyarakat yang terpinggirkan, terekslusi, atau mereka yang menjadi bagian dari kelompok rentan melalui kesempatan belajar seumur hidup. Klobility percaya belajar memahami perbedaan dan inklusif bukanlah one-time process, melainkan harus dilakukan secara berkelanjutan,” terang Pandu.
5. Hutan Itu Indonesia
Hutan itu Indonesia adalah gerakan terbuka yang terdiri dari orang muda, organisasi, dan komunitas yang melakukan kampanye cinta hutan dengan cara menyebarkan pesan-pesan positif bahwa hutan Indonesia itu kaya dan luar biasa! Lewat caranya yang kreatif, menyenangkan, dan kolaboratif, Hutan itu Indonesia percaya bahwa semua orang dengan caranya masing-masing bisa ikut melestarikan hutan Indonesia. Berawal dari hasil penelitian tentang konsumen Indonesia pada 2015 yang menunjukkan bahwa hutan sesungguhnya tidak dianggap penting oleh mayoritas responden, Hutan itu Indonesia lahir.
Kebanggaan masyarakat Indonesia secara umum sebagai negara dengan hutan hujan tropis ketiga terbesar di dunia juga belum nampak. Padahal, kalau tidak ada hutan, Indonesia tidak akan menjadi sekaya dan seberagam sekarang, lho. Frase “zamrud khatulistiwa” yang menggambarkan karakter unik Indonesia sebagai negara dengan hutan yang lebat dan sehat sangat pas untuk dipakai, tapi sudah lama tidak terdengar. Hutan itu Indonesia bermimpi untuk mengembalikan kejayaan itu. Rinawati Eko, Ketua Umum Hutan itu Indonesia, mengungkapkan, “Kami berharap gerakan ini terbuka untuk semua. Kami juga ingin berkolaborasi dengan gerakan dari organisasi lainnya. Kalau dikerjakan bersama, pasti lebih seru, ya, ‘kan?”
Berbagai kegiatan kampanye sudah kami lakukan berkolaborasi dengan berbagai mitra sejak kami berdiri. Ada kegiatan Youth-for-Youth Campaign yang memancing minat dan kreativitas mahasiswa dari beberapa kota di Indonesia untuk membuat kampanye #HutanItuIndonesia di wilayah mereka masing-masing. Fun Run #KuLarikeHutan untuk kampanye perlindungan hutan dengan cara mengadopsi pohon. #JamuanHutan untuk mengenalkan kepada masyarakat luas apa saja bahan-bahan makanan yang asalnya dari hutan. #KelasSukaHutan, kelas pelatihan sukarelawan yang membekali pengetahuan tentang hutan Indonesia sekaligus membekali meningkatkan kapasitas diri sukarelawan. #MusikaForesta, konser untuk merayakan Hari Hutan Indonesia. Namun, karena pandemik yang masih belum kunjung pergi, festival dan kampanye terpaksa dilakukan secara virtual.
Visi dari Hutan Itu Indonesia adalah mengajak kaum muda urban untuk mengenal manfaat hutan bagi kesehatan jiwa. Sudah banyak riset yang menunjukkan bahwa kedekatan kita dengan alam dapat membawa sesuatu yang meneduhkan, menyegarkan, dan menenangkan di dalam jiwa. Gala dalam Jiwa pun akhirnya menjadi kampanye yang kami galakkan untuk menyatakan manfaat hutan buat kesehatan jiwa. Meningkatnya awareness kaum muda urban terhadap hal ini pun semakin mendorong semangat kampanye Gala dalam Jiwa.
Kata Rina kepada IDN Media, “Sebagai salah satu mega biodiversity terbesar di dunia, hutan di Indonesia menjadi wujud dari kecintaan Hutan itu Indonesia pada kehidupan alam di Tanah Air. Menyalakan semangat bahwa Hutan itu Indonesia, kita jadi mengerti bahwa Indonesia itu hijau, lebat, sehat, namun juga sangat beragam. Keberagaman kita sebagai bangsa Indonesia sudah tercermin dari keberagaman hutan-hutan kita. Hutan di Padang dan Gorontalo, misalnya, itu sudah sangat berbeda, lho.”
IDN Media selalu berkomitmen memberikan dampak positif bagi masyarakat demi ikut serta memajukan Indonesia. Namun, usaha ini harus dilakukan bersama-sama. Pada momen HUT RI kali ini, IDN Media menampilkan cerita dari mereka yang terus bergerak memberi dampak positif bagi masyarakat dengan keahlian di bidangnya masing-masing. Harapannya, cerita mereka bisa menjadi inspirasi dan semangat bagi kita, terutama di tengah situasi sulit saat ini. Mengubah pesimisme menjadi optimisme, mengalahkan problema dengan kegigihan. Untuk Indonesia yang lebih baik.