top of page

Indonesia Writers Festival 2021 by IDN Times: Memproduksi Artikel In Depth

30 Oct 21 | 16:47

Saraya Adzani

Bagikan pengalaman pribadi saat ungkap kasus pelecehan seksual di Bali

Indonesia Writers Festival 2021 by IDN Times: Memproduksi Artikel In Depth

Pada hari terakhir Indonesia Writers Festival 2021 by IDN Times, sebuah sesi yang berjudul "Write with Your Heart" dihadirkan. Bersama dengan Uni Lubis (Editor-in-Chief IDN Times), Irma Yudistirani (Editor IDN Times Bali), dan Vanny El-Rahman (News Reporter), kita belajar tentang pembuatan artikel in depth. Hal fundamental apa saja, sih, yang harus diperhatikan saat memproduksi artikel in depth? Berikut adalah rangkuman menarik yang bisa kita simak. Yukkeep scrolling


1.  Indonesia Writers Festival 2021 by IDN Times beri detail tentang artikel in depth

Rumus 5W+1H merupakan rumus umum yang mendasari pembuatan berbagai tulisan, termasuk artikel berita. Rumus tersebut terdiri dari beberapa kata tanya, seperti What, Who, When, Where, Why, and How, yang nantinya dapat dikembangkan menjadi sejumlah pertanyaan untuk mencari inti pokok berita.  "Menulis berita itu melaporkan peristiwa dengan menyusun elemen berita yang terangkum dalam 5W+1H. Dalam penulisan artikel long form atau in depth, Why dan How memegang peranan paling krusial," tegas Uni. 


2. Mengenal komponen 5W+1H

Bagi teman-teman yang belum familiar dengan apa yang dimaksud dengan 5W+1H dan bagaimana menuangkannya dalam tulisan yang dibuat, berikut penjelasannya:

  • What, apa. Apa peristiwanya? Apa yang dilakukan? Apa yang diadakan? Apa yang diselenggarakan? 

  • Who, siapa. Siapa subjeknya? Siapa yang melakukan? Siapa yang mengadakan? Siapa yang terlibat? Biasanya, jawaban dari kata tanya ini berupa nama orang atau lembaga.

  • When, kapan. Jawabannya berupa keterangan waktu. Hari apa dan tanggal berapa? Berapa lama?

  • Where, di mana. Di mana terjadinya? Di mana lokasinya? Jawaban dari kata tanya ini biasanya berupa tempat atau lokasi. 

  • Why, mengapa. Lebih dalam, kata tanya yang satu ini menjelaskan mengenai tujuan, latar belakang dari sebuah peristiwa. Untuk apa? Apa tujuannya? Mengapa terjadi? Mengapa diadakan? Mengapa harus begitu? 

  • How, bagaimana. Hampir sama dengan Why, How pun menjelaskan lebih dalam mengenai detail peristiwa. Bagaimana ceritanya? Bagaimana kejadiannya? Bagaimana prosesnya? 

Keenam kata tanya tersebut kemudian disusun dengan mengacu pada format pemberitaan. Pembuat berita harus mewawancarai paling tidak tiga narasumber primer secara langsung, bukan mengutip dari media lain. Bila artikel reguler biasanya terdiri dari 400 hingga 500 kata, sebuah artikel in depth harus mengandung setidaknya 700 kata. "Artikel in depth ini pun penting buat kredibilitas dari sebuah perusahaan media. Itulah mengapa jurnalis di IDN Times harus menulis setidaknya satu artikel in depth tiap bulannya," Uni menerangkan. 


3. Membagikan pengalaman pribadi saat memproduksi artikel in depth

Irma pun membagikan pengalamannya saat memproduksi artikel in depth dan mengungkap kasus pelecehan seksual di Bali. Saat itu, pelecehan seksual ini menjadi sorotan pihak-pihak berwenang di Bali karena melibatkan pemuka agama di Bali. Pelecehan itu dilakukan pada malam hari dimana langit Bali sudah gelap dan dilakukan di tempat ibadah. Pada peristiwa ini, pure menjadi lokasi aksi pelecehan seksual oleh sulinggih, seseorang yang dimuliakan karena dianggap mewakili Tuhan. 


Menurut Irma, mendalami bagaimana pelaku melakukan aksi pelecehan tidak dibenarkan dalam membuat tulisan kasus pelecehan seksual. Jurnalis semestinya lebih mendalami substansi kasus. "Untuk menyajikan artikel pelecehan seksual seperti itu, kita berfokus pada Why dan How, bukan mendalami proses aksi pelecehannya," ujar Irma. Saat itu, in depth yang dibuat oleh tim IDN Times Bali lebih menggambarkan lokasi pura sebagai tempat eksekusi. "Setelah mendapatkan cerita dari korban, salah satunya soal kronologi, kita memastikan dulu kebenarannya," kata Irma.


Ia menyebutkan bahwa dalam membuat artikel in depth, jurnalis harus melakukan tiap detail dengan pemetaan yang matang, serta bekerja secara tim. Dengan demikian, artikel yang disajikan pun dapat memuat informasi yang utuh dan berpengaruh pada penyelesaian kasus. Irma menyatakan, "Bukan hanya sekadar fokus pada pemberitaan dan pernyataan kronologi. Ada yang lebih penting dari itu."


3. Less words, more data

"Don't give me the words, just give me the numbers." Saat menulis artikel in depth, peran data jauh lebih penting dari kata-kata semata. Vanny mengungkapkan, "Data. Itu yang paling penting saat memproduksi artikel in depth. Fungsinya apa saja? Menurut pengalaman saya, setidaknya ada dua fungsi utama. Pertama, data sebagai penunjuk arah, mau dibawa kemana artikel kita. Dengan data yang kita miliki, kita elaborasikan artikel kita, sesuai data yang ada. Kedua, data sebagai pelengkap dan penguat pernyataan-pernyataan yang kita tuangkan dalam sebuah artikel."


Menegaskan kembali objektif dari artikel in depth, kelengkapan pengisahan atau pengisahan dengan substansi adalah yang paling utama. "Artikel in depth sering disebut sebagai peliputan investigatif yang dilengkapi dengan data mendetail. Penyelidikan yang dilakukan biasanya menyangkut kepentingan publik agar publik dapat benar-benar memahami suatu pembahasan tertentu. Artikel yang diproses secara lebih mendalam ini digunakan untuk menulis atau mengangkat suatu peristiwa yang penting secara lebih lengkap, mendalam, tetapi tetap menarik," ujar Vanny. 


Indonesia Writers Festival by IDN Times, festival menulis independen persembahan IDN Times, telah diselenggarakan pada 25-30 Oktober 2021 lalu. Talk Show, Writing Class, dan Writing Competition sudah rampung dilaksanakan dengan mengundang sejumlah aktivis literasi ternama. Follow Instagram @indonesia.writers.festival dan sampai jumpa di Indonesia Writers Festival 2022 by IDN Times!


bottom of page