top of page

Tips Work-Life Balance Bagi Orang Tua: Terapkan Work Smart!

3 Dec 21 | 10:18

Saraya Adzani

Memanfaatkan teknologi untuk realisasikan work-life balance

Tips Work-Life Balance Bagi Orang Tua: Terapkan Work Smart!

Work-life balance, suatu hal yang didambakan oleh banyak orang, termasuk orang tua yang bekerja secara full-timeWork-life balance banyak dianggap sebagai keadaan ideal yang perlu dicapai agar tingkat stres para pekerja dapat diminimalisir. Namun, secara lebih realistis, kapan, sih, kehidupan orang tua yang bekerja full-time bisa benar-benar seimbang? Jawabannya, hampir tidak pernah, mengingat hampir semua aktivitas akan cenderung tercampur-aduk dan harus dihadapi satu per satu. Untuk itu, kita harus dengan tegas menetapkan beberapa kiat jitu yang dapat membantu kita merealisasikan work-life balance


1. Memahami target utama perusahaan dan berfokus pada kualitas, bukan kuantitas

Pada kesempatan ini, Novy Eghy Agrina, Senior Editor Popmama.com yang juga merupakan seorang ibu, mengungkapkan pendapatnya mengenai work-life balance. "In fact, everything has to work together throughout the day. Sekalipun berstatus sebagai karyawan, kita dituntut untuk tetap memiliki waktu yang cukup agar dapat mengerjakan aktivitas lain di luar pekerjaan," kata Eghy, membuka perbincangan pada siang hari itu. Untuk merealisasikannya, Eghy percaya bahwa langkah pertama yang harus ditempuh adalah dengan memahami peran kita di tempat kita bekerja. 


Hal tersebut, jelasnya, bisa menjadi salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan orang tua millennial dalam mengelola waktu dan dirinya sendiri. "Kalau kita tahu apa yang sudah menjadi target utama perusahaan, kita juga harus mencoba fokus pada target tersebut. Kita putar otak bagaimana kita dapat memperoleh hasil kinerja yang berkualitas, sesuai dengan apa yang menjadi parameter dan target perusahaan. Kita sendiri yang harus menerapkan prinsip work smart. Jadi, bukan sekadar work hard yang melulu memperhatikan kuantitas, ya," tegas Eghy lebih lanjut. 


2. Tidak membawa pulang pekerjaan

Dari pukul 9 hingga pukul 6, kita sudah menghabiskan waktu di kantor, mengurus laporan yang menumpuk dan deadline yang mendesak. Oleh karenanya, rasa penat akan pekerjaan tentu tak dapat dihindari. Rumah, pada akhirnya, kembali menjadi tempat istirahat yang paling nyaman bagi siapa saja. Eghy menanggapi, "Memahami hal ini, kita tidak perlu membawa pulang pekerjaan. Dengan begitu, kita tetap bisa menerapkan batasan yang tegas antara waktu untuk bekerja dan waktu untuk keluarga. Kalau pekerjaan dibawa-bawa sampai ke rumah, duh, tentu kita akan semakin stres akibat load pekerjaan yang berlarut-larut."


Kalau sudah demikian, tak jarang orang tua akan lebih sensitif terhadap situasi tertentu. Eghy berpesan, "Nah, kalau lelah itu tidak dilepas juga, bahkan ketika kita sudah sampai di rumah, emosi negatif malah akan berpotensi muncul. Takutnya, yang kena malah pasangan atau anak, padahal mereka tidak tahu apa-apa. Perlu diingat bahwa menolak pekerjaan di luar jam kerja merupakan hak setiap karyawan. Jika kita ingin memiliki work-life integration yang baik, adalah penting buat kita untuk belajar berkata tidak."


3. Memaksimalkan waktu bekerja

Agar tidak perlu membawa pulang pekerjaan, Eghy mengingatkan bahwa para karyawan, khususnya mereka yang juga telah berperan sebagai orang tua, wajib memaksimalkan waktu bekerja agar timeline bekerja pun bisa berjalan secara lebih produktif. "Bekerjalah dengan fokus dan konsentrasi penuh agar pekerjaan yang ada tidak menumpuk di kantor. Kalau pekerjaan sudah selesai di kantor, kita akan dapat membagi waktu dengan orang-orang terkasih juga. Namun, begitu juga sebaliknya. Semua urusan rumah pun harus selesai dengan baik agar orang tua millennial tidak terganggu saat bekerja," ujar Eghy. 


Di sisi lain, gaya hidup masyarakat kita yang kini sudah banyak dipengaruhi oleh teknologi, pun perlu dimanfaatkan. Selain dapat membantu membuat kehidupan menjadi lebih praktis, memanfaatkan teknologi yang ada pun dapat mempercepat penyelesaian berbagai tugas, serta prioritas. Bukan hanya tentang pekerjaan profesional saja, tetapi juga urusan rumah tangga. "Sederhananya, ketika tidak sempat memasak karena pekerjaan yang terlalu padat, misalnya, sah-sah saja kalau kita memanfaatkan teknologi untuk memesan makanan lewat aplikasi online. Kalau tidak, kita juga bisa mengalihkan jadwal belanja ke supermarket dengan berbelanja online, sehingga kita bisa mempunyai quality time lebih banyak dengan keluarga," terang Eghy. 


Work-life balance sebenarnya bukanlah suatu hal yang tak mungkin diwujudkan. "Coba sugesti diri sendiri, tanamkan dalam pikiran, bahwa work-life balance itu mudah, asalkan kita memiliki pola pikir yang tepat. Sugesti dalam pikiran kita, sebagai orang tua millennial, bisa membantu kita dalam mewujudkan work-life balance. Ingat, apa yang ada di dalam diri kita sebetulnya adalah apa yang kita pikirkan. Positive mind will give you a positive life," ungkapnya, menutup perbincangan itu. 


4. Popmama.com Parenting Academy 2021

Popmama.com sadar bahwa orang tua pun memerlukan dukungan, apalagi di masa pandemik ini. Dukungan yang diberikan tentu akan semakin relevan apabila diberikan oleh orang tua lainnya yang juga menghadapi berbagai tantangan sebagai orang tua. Popmama.com mengerti bahwa Mama dan Papa pasti ditantang untuk bisa mendidik anak dari rumah, namun juga tetap multitasking terhadap pekerjaan. Untuk itu, melalui event yang akan dilangsungkan selama sebulan penuh ini, Popmama.com menghadirkan berbagai rangkaian acara yang tak hanya menghibur Mama, Papa, dan si Kecil, tapi juga informatif dan penting. Untuk informasi terbaru mengenai Popmama.com Parenting Academy 2021, kunjungi Instagram resmi Popmama.com atau Popmama.com Parenting Academy, serta YouTube Popmama.com.


bottom of page