top of page

Mengangkat Banyak Kisah Kehidupan, Film Berbagai Genre Akan Diputar di Sundance Film Festival: Asia 2022

15 Aug 22 | 10:22

Felicia Yulianti

undefined

Mengangkat Banyak Kisah Kehidupan, Film Berbagai Genre Akan Diputar di Sundance Film Festival: Asia 2022

Beberapa hari lagi, perhelatan Sundance Film Festival: Asia 2022 akan resmi dibuka. Bertempat di Flix Cinema, ASHTA District 8 pada 25-28 Agustus 2022, festival film ini akan menampilkan tujuh film independen garapan sutradara dari AS, Inggris, Filipina, Vietnam, dan Myanmar yang merupakan hasil kurasi dari tim programming Sundance. 


Akses tiket ketujuh film panjang tersebut masih dapat dibeli melalui situs resmi FLIX Cinema. Sebelum menikmati rangkaian acara Sundance Film Festival: Asia 2022, berikut informasi mengenai tujuh film panjang yang akan ditayangkan.


1.Blood oleh Bradley Rust Gray

Blood merupakan film asal Amerika Serikat garapan sutradara dan penulis naskah Bradley Rust Gray. Film bergenre fiksi ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Chloe yang berkelana ke Jepang usai kematian suaminya. Di sana, ia bertemu dengan teman lamanya, Toshi. Pertemuan di negara sakura tersebut lambat laun menghadirkan rasa nyaman dan benih-benih cinta di antara mereka. Meskipun begitu, Chloe sadar bahwa dirinya masih butuh menyelesaikan pergolakan batinnya sendiri sebelum dapat kembali menerima cinta yang baru. 


Dilansir dari chinosity.com, Bradley menjadikan Jepang sebagai latar cerita film Blood karena terinspirasi dari negara tempat ia dan istrinya tinggal dalam kurun waktu 2000-2003. Di film ini, Bradley menggunakan simbolisme kereta untuk memberikan kesan intim dalam ruang publik yang ramai. Selain itu, kereta dapat dimaknai sebagai sebuah perjalanan yang mesti ditempuh para tokoh bersama-sama meski dengan tujuan akhir yang berbeda. 


2.Brian And Charles oleh Jim Archer

Brian And Charles merupakan film asal Inggris besutan sutradara Jim Archer. Film bergenre fiksi komedi dengan format dokumenter ini berkisah tentang pria bernama Brian yang mengalami depresi berat; hidup terisolasi tanpa memiliki seorang pun untuk diajak bicara usai melewati musim dingin yang sulit. Dihadapkan dengan situasi tersebut, Brian memutuskan membuat robot setinggi 2 meter yang ternyata memiliki kebiasaan mengkonsumsi kubis. Uniknya, penulis naskah David Earl dan Chris Haywardjuga ambil bagian sebagai pemain di film ini, loh! Pastinya cerita ini seruakan sekaligus memberikan pelajaran tentang persahabatan, cinta, dan kemampuan untuk merelakan. 


3.Fire Of Love oleh Sara Dosa

Jika kedua film sebelumnya bergenre fiksi, selanjutnya ada Fire Of Love asal Amerika Serikat yang mengambil genre dokumenter berdasarkan kisah nyata. Adalah Katia dan Maurice Krafft, pasangan sekaligus ilmuwan pemberani yang meninggal pada tahun 1991 akibat ledakan gunung saat mereka tengah meneliti hal yang mempertemukan mereka: menangkap citra paling eksplosif yang pernah direkam sekaligus mengungkap misteri gunung merapi. 

Sebuah cinta segitiga terkutuk antara Katia, Maurice dan gunung berapi, yang diceritakan lewat rekaman arsip milik mereka berupa film 16-milimeter murni yang belum pernah diperlihatkan sebelumnya dan ribuan foto mengungkapkan kelahiran vulkanologi modern dari perspektif dua pionirnya. Selain itu, film ini memberikan pemahaman baru tentang alam. 


4.Leonor Will Never Die oleh Martika Ramirez Escobar

Selanjutnya, ada film fiksi asal Filipina yang menjadi representasi salah satu film hasil kurasi Sundance Institute yang ditayangkan selama acara Sundance Film Festival: Asia 2022, yaitu Leonor Will Never Die karya Martika Ramirez Escobar. Berkisah tentang Leonor Reyes seorang filmmaker yang sudah pensiun dan sedang berjuang untuk membayar tagihan. Suatu hari, ia malah mengalami koma akibat tertimpa televisi. Realita dan fiksi pun melebur jadi satu saat Leonor bertransportasi ke dalam dunia imajinasi yang kemudian memaksanya menjelma menjadi  pemeran utama  dari naskah buatannya yang belum sempat diselesaikan. 


5.Maika oleh Ham Tran

Lalu, ada film asal Vietnam, Maika, produksi Ham Tran yang juga akan diputar di acara Sundance Film Festival: Asia 2022. Mengusung genre fiksi petualangan, cerita Maika berpusat pada seorang anak usia 8 tahun bernama Hung yang telah mengalami kepahitan hidup karena kehilangan ibunya, memiliki hubungan yang rumit dengan sang ayah, satu-satunya temannya pindah, dan seorang tuan tanah yang serakah menggertak ayahnya. Di suatu malam, ia bertemu alien perempuan dari planet Maika yang sedang mencari temannya yang hilang. Saat Hung menolong teman luar angkasanya itu, alien tersebut secara tidak sengaja membantu Hung mendapatkan teman baru dan menyembuhkan patah hatinya. Namun, bahaya kerap mengintai mereka dari segala arah.


Film Maika mengajak para penonton untuk mengambil pelajaran hidup lewat adegan film yang menghibur lewat animasi dan adegan pertempuran yang menarik. Film ini juga mengajarkan bahwa anak-anak adalah sosok yang murni dan lugu.


6.Midwives oleh Snow Hnin Ei Hlaing

Midwives merupakan film dokumenter asal MyanmarFilm ini bercerita tentang dua orang bidan Hla and Nyo Nyo, yang bekerja berdampingan di sebuah klinik darurat di Myanmar. Mereka memberikan layanan medis kepada para etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine dan menentang adanya diskriminasi terhadap ras. Selama lima tahun, mereka berjuang memberikan pelayanan medis, memberikan harapan kepada semua orang di tengah lingkungan kekacauan dan kekerasan yang terus meningkat di Myanmar.


Film Midwive merupakan film debut sutradara Snow Hnin Ei Hlaing. Inspirasi produksi film ini bermula saat pada 2012 Snow Hnin Ei Hlaing kembali ke tanah kelahirannya, Negara Bagian Rakhine, sebuah wilayah di Myanmar yang sekarang terkenal dengan pembersihan etnis terhadap penduduk Rohingya. Ia kemudian bertemu Hla and Nyo Nyo, yang hidup berdampingan dengan harmonis meski berbeda agama dan menolong para penduduk Rohingya. 


7.RIOTSVILLE, USA oleh Sierra Pettengill

Terakhir, ada film dokumenter asal Amerika Serikat berjudul RIOTSVILLE, USA besutan sutradara Sierra Pettengill. Film ini berpusat  di Riotsville, sebuah kota fiktif yang dibangun oleh militer AS. Lewat cuplikan yang diambil oleh media dan pemerintah, film ini mengeksplorasi militerisasi polisi dan reaksi suatu negara terhadap pemberontakan di akhir tahun 60-an, sebuah kejadian yang menciptakan kontra-narasi terhadap momen kritis dalam sejarah Amerika.

 

Itulah ketujuh film panjang yang akan ditayangkan selama acara Sundance Film Festival: Asia 2022. Selain pemutaran ketujuh film panjang tersebut, Sundance Film Festival: Asia 2022 akan menghadirkan rangkaian acara lainnya yaitu Meet and Greet Day pada 27 Agustus serta beragam sesi diskusi panel, yang bertujuan mempertemukan para pecinta film, sineas serta produser film agar mereka dapat saling berbagi pengalaman dan wawasan. 


Selain itu, akan ada pengumuman pemenang penghargaan Jury Award untuk Best Short Film pada Sundance Film Festival: Asia Short Film Competition yang diperebutkan oleh tujuh finalis film pendek karya anak bangsa. Pemenang akan diumumkan pada hari pembukaan Sundance Film Festival: Asia 2022. Informasi terbaru mengenai seluruh rangkaian acara Sundance Film Festival: Asia 2022 dapat diakses di website SundanceFilmFestivalAsia.org dan akun Instagram resmi Sundance Film Festival: Asia 2022 (@sundanceffasia). 

bottom of page