UX Writer: Pekerjaan Digital yang Bawa Dampak Positif Bagi Masyarakat Modern
24 Jul 23 | 11:00
Felicia Yulianti
undefined
Di era modern saat ini, potensi pekerjaan sebagai UX Writer semakin berkembang pesat seiring dengan perubahan cepat dalam dunia teknologi dan pengalaman pengguna. Dengan semakin meningkatnya peran desain yang berpusat pada pengguna, organisasi dan perusahaan semakin menyadari betapa pentingnya konten yang berkualitas dan mengarahkan pengguna dalam interaksi mereka dengan produk digital. Inilah alasan mengapa menjadi UX Writer kini menjadi karir yang menarik dan menjanjikan.
Sebagai perusahaan berbasis teknologi, IDN Media pun semakin menyadari kebutuhan akan kehadiran seorang profesional yang secara khusus menangani aspek penulisan dalam desain produk. Karenanya, kali ini IDN Media akan mengupas secara tuntas mengenai seluk-beluk pekerjaan UX Writer bersama Veronica Widya Tri Rahayu dari tim Product IDN Media yang menangani terkait UX Writing di produk-produk digital yang diluncurkan IDN Media.
1.Berperan memproduksi tulisan demi kenyamanan pengguna produk digital
Veronica menuturkan bahwa sehari-harinya, seorang UX Writer bertugas menyiapkan tulisan, yang dalam istilah UX writing disebut copy, yang lebih berfokus pada pengalaman pengguna dalam produk digital, serta menciptakan teks dan visual yang membantu pengguna dalam pengembangan aplikasi atau produk digital. Peran UX Writer berbeda dengan copywriter yang berfokus menciptakan tulisan persuasif maupun content writer yang lebih berfokus pada pembuatan konten informatif dan relevan untuk mengedukasi atau memberikan informasi kepada target audiens. Dalam pekerjaan sehari-hari, UX writer bekerja sama secara intens dengan UX designer untuk menciptakan interaksi antarmuka pengguna yang efektif dan menarik, serta memastikan pesan dan teks yang ditulis oleh UX Writer terintegrasi dengan baik dalam desain keseluruhan produk digital.
2.Skill yang mesti dikuasai UX writer
Agar dapat mengeksekusi pekerjaan dengan baik, seorang UX writer harus memiliki beberapa skill utama. Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik meliputi penguasaan tata bahasa, ejaan yang benar, dan keterampilan menulis yang kuat menjadi pedoman dasar yang mesti dimiliki oleh seorang UX Writer yang akan membantu UX Writer dalam menciptakan teks yang berkualitas. Kemampuan berbahasa Inggris pun menjadi salah satu nilai tambah bagi seorang UX writer. Karena UX writing memiliki format dan fungsi yang berbeda dibandingkan copywriting dan content writing, seorang UX writer dituntut untuk memahami prinsip-prinsip dasar UX writing.
Terlepas dari kemampuan teknikal di bidang bahasa, seorang UX writer wajib memiliki soft skill antara lain sikap kolaboratif dengan tim lain serta memahami psikologi pengguna. “Memahami psikologi pengguna maksudnya adalah memahami bagaimana orang berinteraksi dengan antarmuka pengguna di sebuah aplikasi atau website, bagaimana mereka memproses informasi, dan bagaimana cara agar dapat menulis teks yang dapat mempengaruhi pengalaman dan keputusan pengguna dalam menggunakan produk digital,” ungkap Veronica.
2.Pekerjaan di bidang digital yang membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia
Di tengah maraknya produk digital yang hadir demi memenuhi kebutuhan masyarakat modern, peran UX writer menjadi penting untuk membantu memastikan bahwa teks dalam produk digital dapat dengan mudah dipahami oleh pengguna sehingga mereka dapat memanfaatkan dan fitur-fitur produk secara optimal tanpa memerlukan bantuan orang lain. Peran UX writer ini juga membawa dampak positif secara tidak langsung kepada masyarakat yaitu menghasilkan teks yang jelas dan informatif sehingga meningkatkan minat baca serta mempromosikan aksesibilitas dan inklusi di masyarakat. “Dari segi aksesibilitas dan inklusi, UX writer berperan memproduksi teks di dalam produk digital yang memperhatikan kebutuhan aksesibilitas, seperti teks yang mudah dibaca, dukungan untuk pembaca layar, atau pilihan bahasa yang inklusif. Dengan demikian, produk digital menjadi lebih dapat diakses oleh berbagai kelompok pengguna, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus.” jelas Veronica.
Terakhir, Veronica pun memberikan tips dan pesan kepada para pembaca yang mungkin tertarik untuk terjun di bidang UX writing. “Pastinya, kamu harus tanamkan kebiasaan membaca untuk membantu memperluas wawasan, mempelajari gaya penulisan yang baik, dan mengasah keterampilan menulis. Setelahnya, cobalah menulis. Selanjutnya, buatlah studi kasus untuk memperdalam UX writing seperti mengulas aplikasi atau produk digital yang sudah ada. Melalui latihan ini, kamu dapat mengasah kemampuan menulis dan memahami konteks pengguna secara praktis,” ungkap Veronica.