Rayakan Hari Jadi ke-4, Ini Sekilas Perjalanan IDN Times Community
Amelia Rosary
8 Feb 21 | 19:00
IDN Times Community memelopori komunitas pembaca
Tulisan ini dibuat oleh Ernia Karina, Community Manager IDN Times, untuk program Timmy's Story
Hari ini, 8 Februari 2021, IDN Times Community genap berusia 4 tahun. Awalnya, sebagai pendatang baru di industri media, IDN Times merasa terdorong untuk menciptakan sebuah medium yang dapat menjembatani komunikasi antara IDN Times dengan para audiensnya. IDN Times percaya bahwa bila relasi tersebut dapat terjalin dengan baik, supporting system yang kuat bagi IDN Times pun akan terbentuk dengan sendirinya.
Pada hari jadinya yang ke-4 ini, IDN Times Community ingin menjaga komitmennya untuk mewadahi dan menginspirasi generasi Millennial dan Z melalui karya tulisan, serta untuk terus menerbitkan karya terpilih mereka melalui platform IDN Times. Mengingat perjalanan yang sudah aku lewati bersama IDN Times Community, aku jadi sadar betapa IDN Times Community telah berevolusi menjadi sebuah komunitas yang membawa dampak positif bagi masyarakat.
1. Awal bergabung dengan IDN Media, dipercaya membangun komunitas
Sudah bergabung di IDN Media sejak tahun 2015, momen saat Winston dan aku pertama kali berjumpa di sebuah sesi wawancara masih dapat aku ingat dengan jelas. Pertanyaan-pertanyaan dari Winston, ya, bisa dibilang seperti interview pekerjaan pada umumnya. Namun, ada satu pertanyaan yang cukup buat aku berpikir ekstra. Winston bertanya, “Kamu punya ide apa untuk bisa dukung pertumbuhan IDN Media?” Dari pengalaman yang aku punya, aku lontarkan saja ideku mengenai sebuah komunitas yang bisa menampung interaksi IDN Times dengan para pembaca.
Dari situlah aku mengawali karierku di IDN Media. Ernia Karina, Community Manager IDN Times, ditugaskan untuk membentuk komunitas buat IDN Times. Untuk memulainya, aku banyak mendengar feedback dari pembaca. Rupanya, beberapa dari mereka juga ada yang ingin menulis. Setelah di-submit, artikelnya ternyata juga bagus-bagus. Akhirnya, di tahun pertamaku di IDN Media, yaitu dari tahun 2015 hingga 2016, aku berupaya untuk membangun user-generated content dengan mengadakan beragam kompetisi. Pembentukan komunitas ini jadi salah satu cara IDN Times untuk meningkatkan awareness pada IDN Times sebagai pendatang baru di dunia media saat itu.
2. Animo masyarkat yang semakin meningkat
Meski baru resmi diluncurkan pada 8 Februari 2017, versi pilot IDN Times Community sebenarnya sudah ada semenjak bulan Juli 2016. Awalnya, hanya ada 30 anggota yang join. Namun, semakin lama, kami lihat animo masyarakat semakin baik. Di saat itulah kami memutuskan untuk beri gamification di IDN Times Community. Dengan cara apa? Ya, dengan memberikan sistem ranking, bonus poin yang bisa dikumpulkan berdasarkan jumlah page view. Nantinya, poin yang terkumpul bisa diuangkan juga.
Gamification yang dihadirkan tentu membuat antusias masyarakat untuk menulis di IDN Times semakin tinggi. Hal ini membuat jumlah artikel yang diterima oleh tim editor pun semakin banyak. Sayangnya, tak semua artikel yang di-submit dapat langsung dipublikasikan di IDN Times karena kami harus lihat dulu kualitasnya. Di sinilah tugas editor IDN Times Community. Kami harus sabar dan telaten untuk beri feedback ke masing-masing penulis. Mengingat mereka menulis di IDN Times, kami pun jadi merasa bertanggung jawab untuk memberi ilmu baru pada para kreator kami.
3. Pelopor pembentukan komunitas bagi perusahaan media
Sebagai media yang menjadi pelopor pembentukan komunitas menulis bagi para penggunanya, IDN Times Community menyediakan sebuah dashboard yang dapat dengan mudah diakses melalui IDN App dan website. Dilengkapi dengan menu Artikel Terbit, Artikel Revisi, Artikel Ditolak, dashboard tersebut juga menjadi tempat bagi para editor IDN Times Community untuk memberi saran dan masukan mendetail kepada tiap penulis. Dengan demikian, anggota IDN Times Community Writer pun bisa belajar.
Tak hanya itu, IDN Times Community juga secara reguler mengadakan acara pelatihan menulis yang mengundang para editor IDN Times sebagai pengajarnya. Menariknya, dengan menjadi bagian IDN Times Community, para anggota juga dapat menghasilkan pendapatan tambahan melalui poin terkumpul yang dapat ditukarkan dengan sejumlah uang tunai. Sejauh ini, IDN Times Community telah memiliki lebih dari puluhan ribu anggota di seluruh Indonesia.
4. Suka duka dalam mengelola IDN Times Community
Mengelola IDN Times Community tentu bukanlah hal yang mudah. Tentu ada suka dan duka yang mendampingi. Kalau bicara duka, hal pertama yang akan aku sebutkan adalah saat kami menerima banyak komplain dari teman-teman penulis. Karena antusiasme mereka yang sangat besar, kemampuan kami dalam mengakomodasi dan mengorganisasi tulisan mereka jadi terbatas, mengingat komentar dan masukan yang kami berikan pada mereka memang sedetail itu.
Namun, di sisi lain, channel yang mengoneksikan kami, seperti WhatsApp Group per daerah juga memungkinkan komunitas penulis untuk berteman dengan editor. Dengan demikian, banyak anggota komunitas yang dapat dengan mudah menghubungi kami untuk memberi honest review. Ada salah satu dari mereka yang sempat menulis tentang K-Pop. Mengejutkannya, tulisan yang ia buat itu sampai di-notice oleh fanbase official boyband di Korea tersebut. Dia berterima kasih sekali pada para editor IDN Times Community dan hal-hal sederhana seperti inilah yang membuat kami kembali semangat. Itu sukanya.
5. Harapan untuk IDN Times Community
Selaras dengan visi IDN Media untuk mendemokrasikan informasi, IDN Times Community ingin terus mewadahi dan menginspirasi generasi Millennial dan Z melalui karya tulisan, serta untuk terus menerbitkan karya-karya terpilih mereka melalui platform IDN Times. Intinya di hari jadinya yang ke-4, IDN Times Community berkomitmen untuk terus berinovasi agar artikel-artikel ciptaan para anggota komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia dapat terakomodasi dan terorganisasi dengan lebih baik. Dengan demikian, konten lokal yang tak tersentralisasi di Ibu Kota pun dapat menciptakan ekosistem pemberitaan yang demokratis di IDN Times.