Indonesia Writers Festival 2021 by IDN Times Ajak Audiens Sambat Dulu!
29 Oct 21 | 16:43
Saraya Adzani
Ada yang tahu Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini?
Pada hari kelimanya, Indonesia Writers Festival 2021 by IDN Times mengundang Mas Aik, sosok kreatif di balik akun Instagram dan buku Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini. Siapa bilang sambat, atau yang lebih kita ketahui sebagai mengeluh, adalah hal yang tidak berguna dan hanya membuang energi saja? Di tangan seorang millennial, sebuah keluhan dan kegelisahan hidup bisa disulap menjadi sebuah karya yang unik dan menggelitik, lho! Wah, seru, ‘kan? Di sesi “Jaga Semangat, Jangan Lupa Sambat” di Indonesia Writers Festival 2021, Mas Aik mengajak kita untuk sambat berfaedah. Apa maksudnya, ya?
1. Indonesia Writers Festival 2021 by IDN Times ungkap sumber inspirasi Mas Aik
Sebagian besar dari kita tentu cenderung mengasosiasikan Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini (NKSTHI) dengan sebuah film karya Angga Sasongko pada 2019 lalu yang berjudul Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI), ya? Benar. Ide pencetusan NKSTHI memang berawal dari film yang dibintangi oleh Rachel Amanda dan Ardhito Pramono tersebut. “Kalau dari segi konten, NKCTHI memang aku pandang sebagai salah satu film yang memiliki desain grafis yang apik, copy-nya ngena banget, delivery-nya juga oke,” terang Mas Aik.
Kala itu, saat Mas Aik sedang membuka Twitter, ia tak sengaja menemukan sebuah bio di profil seseorang yang bahkan tak ia ketahui pasti. Tulisannya, Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini. Hal ini semakin meyakinkan Mas Aik untuk membuat sebuah akun media sosial dengan nama tersebut, lalu membuat konten tentang topik terkait. “Aku mulai menggambar, menulis dengan menyertakan kata-kata sambat. Saat itu, sambat sedang dianggap sebagai sesuatu yang tabu dan negative vibe. Namun, bukankah normal kalau manusia sambat? Yang penting, kuantitas dan frekuensinya seperti apa, serta apa yang kita lakukan untuk membuat keadaan lebih baik. Tanpa disangka, konten ini malah banyak disukai karena relatable, terutama buat Millennial & Gen Z,” jelasnya.
2. Langkah bikin konten Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini
Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menerapkan User Generated Content. “Aku buat ruang bagi orang-orang untuk mengeluh melalui platform media sosial, seperti Twitter, misalnya. Dari situ, ‘kan, kita akan mendapatkan banyak replies. Namun, tentu tiap feedback dari audiens tidak aku terima mentah-mentah. Ya, intinya aku berfokus pada pemberlakuan survei, pertanyaan, dan interaksi. Kita engage dengan mereka agar apa yang kita tuliskan bisa relatable dan sesuai dengan kondisi mereka,” ucap Mas Aik.
Setelah itu, Mas Aik baru akan melakukan kategorisasi ketika materi sudah terkumpul. Sambatan, menurut Mas Aik, ada beberapa macam. Tidak melulu soal kehidupan, tapi ada juga yang tentang percintaan, pendidikan, pergaulan, pekerjaan, dan yang lain. “Kalau sudah melakukan kategorisasi, kita baru akan melaksanakan proses kreatif. Ini, nih, yang cukup menantang. Memilih kata kunci, menyederhanakan kalimat agar super efektif, mix and match Bahasa Jawa dengan Bahasa Indonesia, mengingat NKSTHI ini, ‘kan, perpaduan dari kedua bahasa itu. Harus pandai-pandai menentukan, Bahasa Jawa mana yang populer di kalangan orang non Jawa. Tak lupa, kita pun akan membuat visualisasinya. Visual seperti apakah yang cocok, dan lain-lain,” Mas Aik menjelaskan.
3. Mengapa harus Bahasa Jawa?
Mas Aik adalah seorang lelaki yang berasal dari Yogyakarta. Hal ini tentu saja membuatnya sangat terbiasa dengan Bahasa Jawa. Ia mengungkapkan, “Aku biasa menggunakan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hariku, jadi rasanya mantap, gitu, kalau sambat dengan Bahasa Jawa. Konteks dan gambaran yang aku dapat ketika mendengar kata sambat itu adalah suatu momen ketika seseorang itu jengkel, berapi-api, lelah dengan siklus kehidupan, tapi juga tak mau menyerah begitu saja.”
Menurut Mas Aik, kebiasaan sambat atau mengeluh di media sosial atau di dunia nyata sekali pun tidak akan pernah berhenti. Mengapa? Karena pada dasarnya, siklus kehidupan manusia memang fluktuatif, banyak menemui naik dan turun. Cara terbaik untuk merayakan kesedihan, kegagalan, kekecewaan, dan yang lain adalah dengan sambat. “Sambat itu boleh, tapi jangan lupa ikuti sambatmu dengan upaya lain yang bisa mengubah keadaan,” pesan Mas Aik.
Indonesia Writers Festival by IDN Times, festival menulis independen persembahan IDN Times, kembali diselenggarakan pada 25-30 Oktober 2021 mendatang. Talk Show, Writing Class, dan Writing Competition pun dilaksanakan dengan mengundang sejumlah aktivis literasi ternama. Follow Instagram @indonesia.writers.festival dan daftarkan diri kalian melalui link linktr.ee/indonesia.writers.festival.