top of page

Peran Penting Pembuatan Brief dalam Pengerjaan Campaign Kreatif

7 May 21 | 17:00

Amelia Rosary

Efisiensi waktu untuk jadikan proposal yang lebih optimal

Peran Penting Pembuatan Brief dalam Pengerjaan Campaign Kreatif

Tulisan ini dibuat oleh Sylvia Sudrajat dari tim Business Development untuk program Timmy's Story

 

Dalam proses pengerjaan sebuah campaign kreatif, baik untuk kebutuhan marketing ataupun komunikasi brand, kerja sama yang optimal antara pihak brand atau klien dan tim kreatif sangatlah dibutuhkan. Pada umumnya, komunikasi antara klien dan tim kreatif akan dijembatani oleh tim Business Development sebagai pihak yang melakukan pertemuan pertama dengan klien. Pada tahap inilah, brief yang disampaikan oleh tim Business Development memiliki peran penting untuk menjadi landasan dari kerja sama yang optimal. 

 

Pada tingkat paling dasar, brief banyak memberikan informasi yang diperlukan oleh tim kreatif untuk menentukan proses kerja mereka, sekaligus deadline yang telah ditetapkan oleh klien untuk suatu campaign tertentu. Informasi mengenai brand klien, serta alokasi anggaran campaign akan disampaikan di situ. Intinya, aku percaya bahwa brief bukanlah sesuatu yang sepele.

 

1. Gali informasi terkait kebutuhan dan harapan klien 

Pada pertemuan awal dengan klien, tidak semua klien dapat langsung merasa percaya penuh kepada tim Business Development yang mewakili. Awalnya, tidak akan setransparan itu. Clients need to build that sense of security and trust. Oleh karenanya, aku percaya bahwa tim Business Development harus mampu melontarkan pertanyaan yang sesuai, mengorek informasi dengan cara yang tepat, sehingga apa yang kita sampaikan pada tim kreatif internal pun akan sesuai dengan apa yang diharapkan dan dibutuhkan oleh klien. 

 

Selain komunikasi yang jelas, tim yang berpartisipasi di meeting tersebut harus paling tidak dua orang. Mengapa? Agar ada lebih dari satu perspektif atau viewpoint sewaktu brief tersebut dikomunikasikan oleh klien. Dengan begitu, setelah meeting usai dilaksanakan, tim kita bisa saling aligned dan mampu mencocokkan minutes of meetings yang telah diperoleh. Jika memang ternyata keduanya punya point of view yang berbeda, PIC utama bisa konfirmasi lagi ke klien. No assumption at all.

 

2. Empat hal yang jadi pusat diskusi

Sebagai pihak yang menjembatani klien dan tim kreatif, ada beberapa hal fundamental yang harus dipahami oleh Business Development agar outcome yang dihasilkan dapat sepenuhnya menjawab brief dari klien. Tim Business Development harus memahami pola dari klien dan juga pola dari industrinya: bergerak di industri tertentu, bagaimana, sih, pola yang biasanya diinginkan oleh klien? Kalau kita sudah paham polanya, kita juga bisa mengerti kebutuhan dan ekspektasi klien dengan lebih mudah. Request ke tim kreatif internal juga bisa sejalan, alurnya tepat.

 

Kalau diminta untuk menyebutkan beberapa hal yang harus menjadi diskusi utama di sebuah brief, aku percaya bahwa business problem, objective, detail product, serta budget adalah empat hal yang fundamental yang sudah harus dibahas sewaktu menerima brief. Ini bukan agresif, ya, tapi ini memang langkah penyesuaian. Dengan mengetahui keempat hal tersebut, kita bisa tahu bagaimana IDN Media bisa menjadi problem solver bagi klien.

 

3. Menjaga efisiensi waktu dalam pengerjaan campaign 

Selain untuk menjaga kepuasan dari klien, hal positif yang dapat kita peroleh dengan terciptanya brief delivery yang tepat sasaran adalah, tentu saja, efisiensi waktu. Artinya, segala sesuatunya tidak bolak-balik alias back and forth. Hal ini tentu akan semakin memungkinkan tim internal untuk mengoptimalkan waktu, tenaga, dan pikiran mereka dalam mempersiapkan proposal. Optimal, mendekati sempurna.

 

Business Development, sebagai ujung tombak perusahaan yang berinteraksi langsung dengan klien, harus mampu mengatasi tujuan yang ingin dicapai dan apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Brief yang sukses, pada akhirnya, juga akan membantu klien dalam membangun hubungan dengan konsumen.


bottom of page