top of page

Prinsip Dasar yang Harus Diperhatikan saat Beri MPASI pada Bayi

29 Sep 20 | 17:00

Amelia Rosary

MPASI penting untuk mengoptimalkan sistem dalam tubuh anak

Prinsip Dasar yang Harus Diperhatikan saat Beri MPASI pada Bayi

Seperti namanya, Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan jenis makanan pendamping yang dapat diberikan pada bayi yang masih menyusu. Dalam pengolahannya, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh para orang tua karena proses pengolahan MPASI tentu berbeda dengan proses pengolahan makanan orang dewasa. Di hari pertamanya, Popmama Parenting Academy (POPAC) 2020 with Tokopedia mengadakan Kulwhap (Kuliah Whatsapp) berjudul “MPASI Premium untuk Bayi Sehat dan Cerdas: Prinsip MPASI Premium” bersama dr. Sylvia Haryeny, IBCLC.


1. MPASI bukan makanan instan dalam kemasan

Menurut WHO (World Health Organization), MPASI merupakan makanan pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan otak manusia. “Pada dasarnya, manusia perlu mengoptimalkan tiga sistem fundamental di tubuhnya, yakni sistem otak, imun, dan pencernaan. Untuk melakukannya, WHO juga telah menetapkan beberapa cara,” ujar dr. Sylvia sebagai konselor laktasi.

“Apa saja cara-cara yang telah ditetapkan oleh WHO? Pertama, melakukan inisiasi menyusu diniㅡminimal 1 jam setelah bayi dilahirkan. Cara yang kedua adalah dengan terus memberi ASI eksklusif hingga bayi berumur 6 bulan. Kemudian, pemberian MPASI yang adequate dan amanㅡini adalah poin yang akan kita bicarakan secara lebih detail nantinya. Terakhir, usahakan untuk lanjut menyusui hingga anak berusia 2 tahun atau lebih,” lanjut dr. Sylvia.


Sesuai standar WHO, ada dua macam MPASI yang bisa diberikan pada anak. Pertama, MPASI dari makanan keluarga biasa yang kemudian dimodifikasi agar lebih mudah dicerna dan dapat memberikan nutrisi yang cukup bagi anak. Kedua, ada juga MPASI yang secara khusus disiapkan untuk bayi dengan berbagai kondisi kesehatan, seperti bayi prematur, misalnya. “Satu lagi yang harus diingat: MPASI itu tidak sama dengan makanan olahan instan yang dikemas itu, ya, Ma,” dr. Sylvia menegaskan.


2. Kapan anak siap diberi MPASI?

Orang tua baru tak jarang memiliki keraguan terkait waktu yang tepat untuk memberikan MPASI pada anaknya. Menjawab keraguan ini, dr. Sylvia menjawab, “Ada beberapa parameter yang dapat kita gunakan untuk menilai apakah anak kita sudah siap menerima MPASI. Coba perhatikan kontrol kepala mereka ketika didudukkan. Bila kepala sudah stabil tegak, itu artinya mereka sudah bisa menerima MPASI, lho, Ma. Kemudian, melemahnya reflek, seperti reflek menjulurkan lidah atau muntah yang sudah semakin jarang dilakukan oleh anak.”


Melanjutkan pernyataannya, dr. Sylvia berkata, “Selera makannya juga meningkat, meski dengan frekuensi menyusu yang tinggi, dari 8 hingga 10 kali per hari. Hal ini bisa dilihat ketika kita sedang makan, kemudian anak sudah mulai mencoba meraih apa saja yang kita suapkan ke mulut, misalnya. Namun, ciri-ciri ini cukup relatif, ya, bayi dengan usia di bawah 6 bulan juga bisa saja menunjukkan ciri-ciri ini. Nah, kendati demikian, Mama harus tetap menunggu sampai usia bayi mencapai 6 bulan, ya.”


3. Energi pada MPASI

Pada kesempatan kali ini, dr. Sylvia juga secara ringkas menjelaskan mengenai olahan MPASI yang harus disesuaikan dengan umur bayi. “Pada usia 0-6 bulan, bayi hanya dapat diberikan ASI saja, ya, ASI eksklusif. Nah, saat memasuki usia 6-9 bulan, MPASI baru boleh diberikan. Makanannya harus disaring. Kalau usia 9-12 bulan, baru, deh, makanannya dicincang. Nanti, bila sudah menginjak 1 tahun ke atas, anak sudah bisa makan biasa, makanan yang biasanya juga disajikan untuk anggota keluarga yang lain.”


Tekstur MPASI juga jadi salah satu aspek lain yang perlu diperhatikan, lho. “MPASI, terutama untuk bayi usia 6-9 bulan, harus memiliki tekstur yang lumat dan kental. Hal ini berpengaruh pada jumlah energi yang terkandung. Kalau lumat dan kental, energi pun jadi lebih banyak. Di sisi lain, kalau encer, artinyanya, ‘kan, lebih banyak kandungan airnya. Memang lebih kenyang, tapi tidak punya nilai kalori, jadi energinya minim sekali,” terang dr. Sylvia memberi konklusi.


Rangkaian acara Popmama Parenting Academy (POPAC) 2020 masih akan berlangsung hingga 3 Oktober 2020. Mengusung tema "Nurturing the Future-Ready Family", topik-topik parenting yang menarik akan dihadirkan setiap harinya dan dibahas langsung oleh para pakar. Penonton dapat menyaksikan rangkaian acara Popmama Parenting Academy (POPAC) 2020 secara gratis melalui platform Zoom, YouTube, dan website popac.popmama.com.

bottom of page