top of page

Apresiasi Karya-Karya Film Independen Terbaik di Hari Terakhir Sundance Film Festival: Asia 2022

Felicia Yulianti

28 Aug 22 | 12:06

Heading 2

IDN Media Jogja 1_edited.jpg

Sesi pemutaran film dan Question and Answer bersama Sutradara Maika, Ham Tran yang berlangsung di FLIX Cinema ASHTA District 8, Jakarta.


Pertama kali diselenggarakan pada 1978, Sundance Film Festival persembahan Sundance Institute merupakan festival film independen tahunan terbesar di Amerika Serikat. Sundance Film Festival telah banyak mengapresiasi dan mendukung karya film-film independen dari berbagai negara hingga berhasil mendapat panggung di dunia film internasional. Sebagai bentuk dukungan bagi para independent filmmakers, Sundance Institute turut memutar beberapa film yang sempat ditayangkan pada acara utama Sundance Film Festival Januari 2022 lalu di Amerika Serikat. Film-film ini diharapkan juga dapat menjadi inspirasi bagi para sineas di Indonesia dan kawasan Asia untuk terus menghasilkan karya terbaik mereka.


Di hari terakhir perhelatan Sundance Film Festival: Asia 2022, ada tiga sesi pemutaran film yang ditayangkan untuk publik. Rangkaian acara pertama dimulai dengan pemutaran film Maika. Mengusung genre fiksi petualangan, Maika bercerita tentang seorang anak bernama Hung yang telah mengalami berbagai kepahitan hidup meski baru berusia 8 tahun. Di suatu malam, ia bertemu alien perempuan dari planet Maika yang sedang mencari temannya yang hilang. Saat Hung menolong teman luar angkasanya itu, alien tersebut secara tidak sengaja membantu Hung mendapatkan teman baru dan menyembuhkan patah hatinya. Namun, bahaya kerap mengintai mereka dari segala arah. Pada sesi pemutaran pertama, sang sutradara, Ham Tran pun turut hadir menonton film garapannya bersama para penonton.


Agenda kedua yaitu pemutaran film Riotsville, USA. Film dokumenter ini bercerita tentang Riotsville, sebuah kota fiktif yang dibangun oleh militer AS. Lewat cuplikan yang diambil oleh media dan pemerintah, film ini mengeksplorasi militerisasi polisi dan reaksi suatu negara terhadap pemberontakan di akhir tahun 60-an, sebuah kejadian yang menciptakan kontra-narasi terhadap momen kritis dalam sejarah Amerika. 


Setelahnya sesi dilanjutkan dengan pemutaran film Blood karya Bradley Rust Gray yang mengisahkan tentang seorang perempuan berkelana ke Jepang dan bertemu dengan teman lamanya, Toshi hingga benih-benih cinta tumbuh di antara mereka. Meskipun begitu, Chloe sadar bahwa dirinya masih butuh menyelesaikan pergolakan batinnya sendiri sebelum dapat kembali menerima cinta yang baru. Terlihat para penonton memenuhi studio dan antusias mengikuti ketiga sesi pemutaran film tersebut.


Sejak dimulai pada 25 Agustus 2022, Sundance Film Festival: Asia 2022 telah menghadirkan rangkaian acara yang disambut antusias para penikmat film di Indonesia. Ada pengumuman pemenang Short Film Competition pada 25 Agustus 2022. Sepanjang hari pertama hingga hari ketiga Sundance Film Festival: Asia 2022, diadakan lima sesi Festival Chat yang membahas berbagai topik menarik mengenai produksi film dan menghadirkan beberapa nama besar di industri film Indonesia seperti Sutradara Gina S. Noer dan Produser Susanti Dewi. Lalu di hari ketiga perhelatan Sundance Film Festival: Asia 2022, ada pula Meet & Greet Day bertajuk Meet The Sundance Curators bersama kurator film-film yang ditayangkan di Sundance Film Festival maupun Sundance Film Festival: Asia 2022.


Kehadiran Sundance Film Festival: Asia 2022 di tengah masyarakat Indonesia, khususnya para pecinta film, diharapkan dapat menjadi wadah untuk kolaborasi dan memberikan panggung untuk mendukung karya anak bangsa, sekaligus mengobarkan geliat industri film independen di Indonesia. One step at a time, for a better Indonesia.


Sampai jumpa di Sundance Film Festival: Asia 2023!

bottom of page