top of page

Kiat Menulis Biografi Ala Fenty Effendy, Riset Jadi Fondasi Penting!

22 Sep 20 | 18:32

Amelia Rosary

Biografi tak melulu tentang orang yang terkenal

Kiat Menulis Biografi Ala Fenty Effendy, Riset Jadi Fondasi Penting!

Menulis biografi tentu bukanlah perkara yang mudah. Tidak semua penulis memiliki kemampuan untuk menyelami kisah dan sudut pandang seorang narasumber, kemudian menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Karena itu, kemampuan menulis sebuah biografi menjadi topik yang sangat menarik untuk diulas.


Hadir di event Indonesia Writers Festival (IWF) 2020, jurnalis senior Fenty Effendy membagikan pengalamannya dalam menulis biografi sekaligus kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk menulis biografi yang berkualitas. Fenty sendiri sebelumnya telah berpengalaman menghasilkan karya-karya biografi seperti Mereka Bicara JK dan Karni Ilyas; Lahir untuk Berita.


Menurut Fenty, ternyata biografi tak melulu menceritakan seorang tokoh yang terkenal, lho. "Profil orang-orang yang telah terbukti berhasil mencetak prestasi atau memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di sekitarnya juga bisa ditulis menjadi sebuah biografi," ujarnya. Pada dasarnya, terdapat beberapa jenis biografi. "Ada autobiography: sebuah biografi yang ditulis sendiri oleh yang bersangkutan, biografi memoir: biografi yang hanya fokus pada satu bagian dari kehidupan tokoh, literary: biografi yang ditulis menggunakan sudut pandang orang ketiga, dan historical: biografi klasik tentang pencapaian seorang tokoh," ucapnya. 


"Biografi tidaklah sama dengan fiksi. Oleh karenanya, riset menjadi fondasi penting untuk pembuatan biografi—bagaimana kita bisa menggali informasi dari narasumber, sekaligus mencoba untuk memahami benturan rasa dan logika yang dirasakan oleh tokoh. Dalam melakukan wawancara pun, penulis biografi harus memiliki skill komunikasi dan pengetahuan dasar mengenai isu-isu terhangat yang mumpuni. Hal ini untuk membangun koneksi dengan narasumber, sehingga mereka dapat memberikan informasi dengan lebih antusias," ujar Fenty. 


Selain itu, wawancara juga harus dilaksanakan secara efektif dan efisien. "Idealnya, 2-3 jam untuk wawancara itu cukup. Kalau lebih dari itu, topiknya tak akan fokus pada materi utama. Bila situasi di sekitar lokasi wawancara tak kondusif, seorang penulis biografi juga harus berani speak up. Bila ada distraksi, pasti tak akan sefokus kalau hanya berdua, eye-to-eye," ia menjelaskan. 


Menutup sesi pertama Indonesia Writers Festival (IWF) 2020, Fenty menyatakan, "Saat membaca tulisan, terutama biografi, ada saat di mana kita merasa, 'Wah, tulisannya mengalir, karakternya kuat.' Di balik karya seperti itu, ada seorang penulis yang selalu melatih diri dengan membaca dan menulis. Memang itu rahasianya," pungkas Fenty.


Rangkaian acara Indonesia Writers Festival (IWF) 2020 masih akan berlangsung hingga 26 September 2020. Masih ada banyak topik-topik menarik seputar dunia literasi yang akan dibahas dalam acara yang mengusung visi "empowering Indonesians through writing". Penonton dapat menyaksikan rangkaian acara Indonesia Writers Festival (IWF) 2020 secara gratis melalui platform YouTube dan Instagram IDN Times.

bottom of page