top of page

Terinspirasi dari Cerita Bule Belanda, Ini Kisah di Balik Balada Si Roy

Amelia Rosary

2 Dec 20 | 14:53

Heading 2

IDN Media Jogja 1_edited.jpg

Pada tanggal 27 November 2020 lalu, IDN Pictures mengadakan Live Instagram di akun resmi Film Balada Si Roy. Pada kesempatan kali itu, IDN Pictures berbincang langsung dengan Gol A Gong. Sebagai penulis dari novel legendaris yang akan segera diangkat ke layar lebar oleh IDN Pictures tersebut, Gol A Gong menyampaikan beberapa hal di balik pembuatan novel Balada Si Roy kepada para audiens. Yuk, kita simak keseruannya!


1.  Terinspirasi saat jadi tour guide bule Belanda

Saat itu, Mas Gong, begitu ia disapa, tak sengaja bertemu dengan seorang bule dari Negeri Kincir Angin yang tengah menjelajah Banten. “Karena sudah cukup lama di Indonesia, ia tahu banyak tentang Indonesia, terutama Banten. Ia adalah seorang pekerja serabutan di Belanda, ia bukanlah orang yang datang dari keluarga berada. Namun, dengan telaten ia menabung sebagian pendapatannya, hingga akhirnya ia dapat menjelajah negeri orang,” terang Mas Gong. 


Bagi bule Belanda yang ia temui ini, pendidikan formal bukanlah satu-satunya hal yang dapat memengaruhi kesuksesan seseorang. Ada banyak faktor lain, seperti ketelatenan dan kerja keras. “Bule ini hanya lulusan SMA, lho. Nah, saya dapat inspirasi dari situ. Saya pikir, oke juga kalau buat cerita dengan tokoh utama yang memiliki semangat seperti itu. Agar semakin dapat mengembangkan karakter tersebut, saya juga kerap mengamati kecenderungan perilaku remaja-remaja Banten dan membaca tabloid atau majalah pada zaman itu,” katanya. 


2. Menulis Balada Si Roy semenjak tahun 1981

Pertama kali terbit pada tahun 1989, siapa yang sangka bahwa Mas Gong telah mulai merangkai cerita Balada Si Roy sejak tahun 1981? Lebih detail, Mas Gong menjelaskan, “Roy itu saya gambarkan sebagai seorang pemuda yang sedang mencari jati diri dengan banyak melakukan travelling. Padahal, pada masa Orde Baru, travelling, backpacking, nomaden dari satu kota ke kota yang lain merupakan salah satu aktivitas yang menantang nyali. Nah, itulah Roy一tak takut bahaya.”


Mas Gong kemudian melanjutkan, “Untuk merealisasikan tokoh yang seperti itu ke dalam cerita, saya riset tentang banyak hal. Mulai dari rasanya minum, nongkrong, obrolannya ke arah mana, semua saya catat. Selain itu, saya juga wawancara ke beberapa teman, bagaimana, sih, sakitnya ditolak oleh cewek saya mereka suka? Saya juga nekad mau rasakan itu dengan memberanikan diri untuk nembak cewek yang saya suka. Bagaimana pula rasanya kehilangan seorang sahabat, saya harus terjun ke perasaan-perasaan seperti itu.”


3. Bad boy apakah masih diidolakan di zaman sekarang?

Seperti yang kita ketahui, baik laki-laki maupun perempuan cenderung akan tertarik pada lawan jenis yang masuk ke dalam kriteria mereka. Uniknya, tak sedikit perempuan yang malah lebih menyukai bad boy ketimbang good boy. Wah, bagaimana bisa, ya? Ternyata, sifat bad boy yang berani bertindak tanpa ragu tak jarang membuat perempuan jatuh hati pada mereka, dari zaman dulu hingga sekarang. 


Menutup perbincangan di Live Instagram hari itu, Mas Gong menyatakan, “Banyak perempuan yang mendambakan seorang bad boy karena ada sisi gelap yang malah membuat mereka penasaran. Nah, yang membedakan Roy dengan kebanyakan bad boy di luar sana adalah kesadarannya bahwa apapun yang ia miliki saat ini hanyalah milik orang tuanya. Roy juga merupakan seorang bad boy yang jujur, apa adanya, dan berintegritas. Inilah beberapa karakteristik yang semakin membuat Roy makin disukai.”

bottom of page